Sistem Tetragonal
Sistem
Tetragonal sama dengan sistem Isometrik, karena sistem kristal ini mempunyai
tiga sumbu kristal yang masing-masing saling tegak lurus. Sumbu a1 dan a2
mempunyai satuan panjang sama, sedangkan sumbu c berlainan, dapat lebih panjang
atau lebih pendek. Tapi pada umumnya lebih panjang. Pada kondisi sebenarnya, Tetragonal memiliki axial
ratio (perbandingan sumbu) a1 = a2 ≠ c , yang artinya panjang sumbu a1 sama
dengan sumbu a2 tapi tidak sama dengan sumbu c, dan juga memiliki sudut
kristalografi α = β = γ = 90˚. Hal ini berarti, pada sistem ini, semua sudut kristalografinya ( α , β dan γ ) tegak lurus
satu sama lain (90˚). Sistem kristal Tetragonal
memiliki perbandingan sumbu a1 : a2 : c = 1 : 3 : 6. Artinya, pada sumbu a1
ditarik garis dengan nilai 1, pada sumbu a2 ditarik garis dengan nilai 3, dan
sumbu c ditarik garis dengan nilai 6 (nilai bukan patokan, hanya perbandingan),
Sudut antara a1 dengan a2 = 90o, sudut antara a2 dengan a3 = 90o,
sudut antara a3 dengan a1 = 90o, sedangan sudut antara a1 dengan –a2
= 30o. Hal ini menjelaskan bahwa antara sumbu a1 memiliki nilai 30˚
terhadap sumbu –a2.
Kristal ini memiliki
dua sumbu yang sama, sumbu horisontal yang bersudut 90 derajat dan satu sumbu
(yang lebih panjang dibandingkan dengan dua lainnya) tegak lurus terhadap
bidang antara dua sumbu yang sama tadi. Dengan kata lain, semua sumbu
membentuk sudut siku-siku atau 90o terhadap satu sama lain, dan
dua sumbu adalah sama panjang. Kalkopirit (atau tembaga-besi sulfida)
adalah contoh dari sitem kristal Tetragonal,
contoh lain dari sistem kristal Tetragonal adalah seperti; Anatase, Zircon,
Leucite, Rutile, Cristobalite, Wulfenite, Scapolite, Cassiterite, Stannite,
Cahnite, dan lain-lain
Sistem Tetragonal dibagi
menjadi 7 Kelas (Anonim. 2013), yaitu :
1. Ditetragonal Dipyramidal
· Kelas : Ke-27, Simetri : 4/m 2/m
2/m
· Elemen Simetri : Terdapat satu
sumbu putar empat, sumbu putar dua, lima sumbu simetri.
· Sumbu Kristal : Dua sumbu a1 dan
–a1 keduanya sama, dengan satu sumbu (sumbu c ) bisa lebih panjang atau pendek
dari kedua sumbu lainnya.
· Sudut : Semuanya memiliki sudut 90o
· Bentuk Umum : Ditetragonal
dipiramid, tetragonal dipiramid, ditetragonal prism, tetragonal prism, dan
basal pinakoid.
· Mineral yang Umum : Apophylit,
Autunit, Meta-Autunit, Torbernit, Meta-Torbernit, Xenotime, Carletonit,
Plattnerit, Zircon, Hausmannit, Pyrolusit, Thorite, Anatase, Rilit, Casiterit dan
lain-lain.
2. Kelas Tetragonal Trapezohedral
· Kelas : Ke-26, Simetri : 4/m
2/m 2/m
· Elemen Simetri : Terdapat satu
sumbu putar empat, dua sumbu putar dua, semuanya berpotongan tegak lurus ke
sumbu putar lain.
· Sumbu Kristal : Dua sumbu a1
dan –a1 keduanya sama, dengan satu sumbu (sumbu c ) bisa lebih panjang atau
pendek dari kedua sumbu lainnya.
· Sudut : Semuanya memiliki
sudut 90o
· Bentuk Umum : Tetragonal
trapezohedron, ditetragonal prism, tetragonal prism, tetragonal dipyramid, dan
basal pinakoid.
· Mineral yang Umum : Wardit
dan Kristobalit.
3. Kelas Ditetragonal Pyramidal
· Kelas : Ke-25, Simetri : 4/m
· Elemen Simetri : Terdapat satu
sumbu putar empat dan empat bidang simetri.
· Sumbu Kristal : Dua sumbu a1 dan
-a1 keduanya sama, dengan satu sumbu (sumbu c ) bisa lebih panjang atau pendek
dari kedua sumbu lainnya.
· Sudut : Semuanya memiliki
sudut 90o
· Bentuk Umum : Ditetragonal
pyramid, ditetragonal prism, tetragonal prism, tetragonal pyramid, dan pedion.
· Mineral yang Umum : Diaboleit,
Diomignit, Fresnoit, ematophanit, dan Routhierit.
4. Kelas Tetragonal Scalahedral
· Kelas : Ke-24, Simetri : 4bar
2/m
· Elemen Simetri : Terdapat satu
sumbu putar empat, dan dua sumbu putar dua, dan dua bidang simetri.
· Sumbu Kristal : Dua sumbu a1
dan -a1 keduanya sama, dengan satu sumbu (sumbu c ) bisa lebih panjang atau
pendek dari kedua sumbu lainnya.
· Sudut : Semuanya memiliki
sudut 90o
· Bentuk Umum : Tetragonal
scalahedron, disphenoid, ditetragonal prism, tetragonal prism, tetragonal
dipyramid, dan pinakoid.
· Mineral yang Umum : Kalkopirit
dan Stannit termasuk Akermanit, Hardistonit, Melilit, Urea, Luzonit,
Pirquitasit, Renierit, dan Tetranatrolit.
5. Kelas Tetragonal Dipyramidal
· Kelas : Ke-23, Simetri : 4/m
· Elemen Simetri : Terdapat satu
sumbu putar empat dan satu bidang simetri.
· Sumbu Kristal : Dua sumbu a1
dan –a1 keduanya sama, dengan satu sumbu (sumbu c ) bisa lebih panjang atau
pendek dari kedua sumbu lainnya.
· Sudut : Semuanya memiliki
sudut 90o
· Bentuk Umum : Tetragonal
dipiramid, tetragonal prism, dan pinakoid.
· Mineral yang Umum : Scapolit,
Wulfenite, Vesuvianit, Powellit, Narsarsukit, Meta-Zeunerit, Leucit,
Fergusonit, dan Scheelit.
6. Kelas Tetragonal Disphenoidal
· Kelas : Ke-22, Simetri : 4bar
· Elemen Simetri : Terdapat satu
sumbu putar empat.
· Sumbu Kristal : Dua sumbu a1
dan -a1 keduanya sama, dengan satu sumbu (sumbu c ) bisa lebih panjang atau
pendek dari kedua sumbu lainnya.
· Sudut : Semuanya memiliki sudut 90o
· Bentuk Umum : Tetragonal
disphenoidal, tetragonal prism, dan pinakoid.
· Mineral yang Umum : Cahnit,
Minium, Nagyagit, Tugtupit, dan beberapa yang jarang seperti Krookesit,
Meliphanit, Schreibersit, dan Vincentit.
7. Kelas Tetragonal Pyramidal
· Kelas : Ke-21, Simetri : 4
· Elemen Simetri : Terdapat satu
sumbu putar empat.
· Sumbu Kristal : Dua sumbu a1
dan -a1 keduanya sama, dengan satu sumbu (sumbu c ) bisa lebih panjang atau
pendek dari kedua sumbu lainnya.
· Sudut : Semuanya memiliki
sudut 90o
· Bentuk Umum : Tetragonal
piramid, tetragonal prism, dan pedion.
· Mineral yang Umum : Wulfenit
(diragukan), Pinnoit, Piypit dan Richelit.
Sistem Hexagonal
Sistem ini
mempunyai 4 sumbu kristal, dimana sumbu c tegak lurus terhadap ketiga sumbu
lainnya. Sumbu a, b, dan d masing-masing membentuk sudut 120˚ terhadap satu
sama lain. Sambu a, b, dan d memiliki panjang sama. Sedangkan panjang c
berbeda, dapat lebih panjang atau lebih pendek (umumnya lebih panjang). Pada
kondisi sebenarnya, sistem kristal Hexagonal memiliki axial ratio (perbandingan
sumbu) a = b = d ≠ c , yang artinya panjang sumbu a sama dengan sumbu b dan
sama dengan sumbu d, tapi tidak sama dengan sumbu c. Dan juga memiliki sudut
kristalografi α = β = 90˚ ; γ = 120˚. Hal ini berarti, pada sistem ini, sudut α
dan β saling tegak lurus dan membentuk sudut 120˚ terhadap sumbu γ (Doddy. 1987).
Pada penggambaran
dengan menggunakan proyeksi orthogonal, sistem Hexagonal memiliki perbandingan
sumbu a : b : c = 1 : 3 : 6. Artinya, pada sumbu a ditarik garis dengan nilai
1, pada sumbu b ditarik garis dengan nilai 3, dan sumbu c ditarik garis dengan
nilai 6 (nilai bukan patokan, hanya perbandingan). Dan sudut antar sumbunya
a+^bˉ = 20˚ ; dˉ^b+= 40˚. Hal ini menjelaskan bahwa antara sumbu a+ memiliki
nilai 20˚ terhadap sumbu bˉ dan sumbu dˉ membentuk sudut 40˚ terhadap sumbu b+.
Sistem ini dibagi
menjadi 7 (Anonim,
2014) yaitu.:
1.
Hexagonal Piramid
· Kelas :
ke-14
· Simetri : 6
· Elemen
Simetri : hanya terdapat 1 sumbu putar enam.
2.
Hexagonal Bipramid
· Kelas :
ke-16
· Simetri :
6/m
· Elemen
Simetri : terdapat 1 sumbu putar enam, 1 bidang simetri
3.
Dihexagonal Piramid
· Kelas :
ke-18
· Simetri : 6
m m
· Elemen
Simetri : terdapat 1 sumbu putar enam, 6 bidang simetri
4.
Dihexagonal Bipiramid
· Kelas :
ke-20
· Simetri :
6/m 2/m 2/m
· Elemen Simetri : terdapat 1 sumbu putar enam, 6 sumbu
putar dua, 7 bidang simetri masing-masing berpotongan tegak lurus terhadap
salah satu sumbu rotasi dan satu pusat
5.
Trigonal Bipiramid
· Kelas :
ke-1
· Simetri :
6bar (ekuivalen dengan 6/m)
· Elemen
Simetri : terdapat 1 sumbu putar enam, 1 bidang simetri
6.
Ditrigonal Bipiramid
· Kelas :
ke-17
· Simetri : 6bar
2m
· Elemen Simetri : terdapat 1 sumbu putar enam, 3
sumbu putar dua, dan 4 bidang simetri
7.
Hexagonal Trapezohedral
· Kelas :
ke-19
· Simetri : 6 2 2
·Elemen Simetri : terdapat 1 sumbu putar enam, 6 sumbu putar dua
Beberapa contoh mineral dengan sistem kristal Hexagonal
ini adalah quartz, corundum,
hematite, calcite, dolomite, apatite.