Pengertian Kristal
Kristal atau
hablur adalah suatu padatan yang atom, molekul, atau ion
penyusunnya terkemas secara teratur dan polanya berulang melebar secara tiga
dimensi. Secara
umum, zat cair membentuk kristal ketika mengalami
proses pemadatan. Pada kondisi ideal, hasilnya bisa berupa kristal tunggal,
yang semua atom-atom dalam padatannya "terpasang" pada kisi atau struktur kristal yang sama, tapi, secara umum,
kebanyakan kristal terbentuk secara simultan sehingga menghasilkan padatan
polikristalin. Misalnya, kebanyakan logam yang kita temui sehari-hari merupakan polikristal. Struktur
kristal mana yang akan terbentuk dari suatu cairan tergantung pada kimia
cairannya sendiri, kondisi ketika terjadi pemadatan, dan tekanan ambien.
Proses terbentuknya struktur kristalin dikenal sebagai kristalisasi.
Proses Pembentukan Kristal
Pada
kristal ada beberapa proses atau tahapan dalam pembentukan kristal. Proses yang
di alami oleh suatu kristal akan mempengaruhi sifat-sifat dari kristal
tersebut. Proses ini juga bergantung pada bahan dasar serta kondisi lingkungan
tempat dimana kristal tersebut terbentuk.
Berikut ini adalah fase-fase
pembentukan kristal yang umumnya terjadi pada pembentukan kristal :
a. Fase cair ke padat : kristalisasi suatu
lelehan atau cairan sering terjadi pada skala luas dibawah kondisi alam maupun
industri. Pada fase ini cairan atau lelehan dasar pembentuk kristal akan
membeku atau memadat dan membentuk kristal. Biasanya dipengaruhi oleh perubahan
suhu lingkungan.
b. Fase gas ke padat (sublimasi) : kristal
dibentuk langsung dari uap tanpa melalui fase cair. Bentuk kristal biasanya
berukuran kecil dan kadang-kadang berbentuk rangka (skeletal form). Pada fase
ini, kristal yang terbentuk adalah hasil sublimasi gas-gas yang memadat karena
perubahan lingkungan. Umumnya gas-gas tersebut adalah hasil dari aktifitas
vulkanis atau dari gunung api dan membeku karena perubahan temperature.
c. Fase padat ke padat : proses ini
dapat terjadi pada agregat kristal dibawah pengaruh tekanan dan temperatur
(deformasi). Yang berubah adalah struktur kristalnya, sedangkan susunan unsur
kimia tetap (rekristalisasi). Fase ini hanya mengubah kristal yang sudah
terbentuk sebelumnya karena terkena tekanan dan temperatur yang berubah secara
signifikan. Sehingga kristal tersebut akan berubah bentuk dan unsur-unsur fisiknya.
Namun, komposisi dan unsur kimianya tidak berubah karena tidak adanya faktor
lain yang terlibat kecuali tekanan dan temperatur.
Sistem Kristal
Dalam
mempelajari dan mengenal bentuk kristal secara mendetail, perlu diadakan
pengelompokkan yang sistematis. Pengelompokkan itu didasarkan pada
perbangdingan panjang, letak (posisi) dan jumlah serta nilai sumbu tegaknya. Bentuk kristal dibedakan berdasarkan
sifat-sifat simetrinya (bidang simetri dan sumbu simetri) dibagi menjadi tujuh
sistem, yaitu : Isometrik, Tetragonal, Hexagonal, Trigonal, Orthorhombik,
Monoklin dan Triklin.
Dari
tujuh sistem kristal dapat dikelompokkan menjadi 32 kelas kristal.
Pengelompokkan ini berdasarkan pada jumlah unsur simetri yang dimiliki oleh
kristal tersebut. Sistem Isometrik terdiri dari lima kelas, sistem Tetragonal
mempunyai tujuh kelas, sistem Orthorhombik memiliki tiga kelas, Hexagonal tujuh
kelas dan Trigonal lima kelas. Selanjutnya Monoklin mempunyai tiga kelas dan
Triklin dua kelas.
Tabel
1.1 Tujuh Sistem Kristal
No
|
Sistem
Kristal
|
Axial
Ratio
|
Sudut
Kristalografi
|
1
|
Isometrik
|
a
= b = c
|
α
= β = γ = 90˚
|
2
|
Tetragonal
|
a
= b ≠ c
|
α
= β = γ = 90˚
|
3
|
Hexagonal
|
a
= b = d ≠ c
|
α
= β = 90˚ ; γ = 120˚
|
4
|
Trigonal
|
a
= b = d ≠ c
|
α
= β = 90˚ ; γ = 120˚
|
5
|
Orthorhombik
|
a
≠ b ≠ c
|
α
= β = γ = 90˚
|
6
|
Monoklin
|
a
≠ b ≠ c
|
α
= β = 90˚ ≠ γ
|
7
|
Triklin
|
a
≠ b ≠ c
|
α
≠ β ≠ γ ≠ 90˚
|
Sumbu, Sudut dan Bidang Simetri
Sumbu simetri adalah garis
bayangan yang dibuat menembus pusat kristal, dan bila kristal diputar dengan
poros sumbu tersebut sejauh satu putaran penuh akan didapatkan beberapa kali
kenampakan yang sama. Sumbu simetri dibedakan menjadi tiga, yaitu : gire, giroide,
dan sumbu inversi putar.
Sudut simetri adalah sudut antar
sumbu-sumbu yang berada dalam sebuah kristal. Sudut-sudut ini berpangkal
(dimulai) pada titik persilangan sumbu-sumbu utama pada kristal yang akan
sangat berpengaruh pada bentuk dari kristal itu sendiri.
Bidang simetri adalah bidang bayangan
yang dapat membelah kristal menjadi dua bagian yang sama, dimana bagian yang
satu merupakan pencerminan (refleksi) dari bagian yang lainnya. Bidang simetri
ini dapat dibagi menjadi dua, yaitu bidang simetri aksial dan bidang simetri
menengah. Bidang simetri aksial bila bidang tersebut membagi kristal melalui
dua sumbu utama (sumbu kristal).
Proyeksi Orthogonal
Proyeksi
orthogonal adalah salah satu metode proyeksi yang digunakan untuk mempermudah
penggambaran. Proyeksi orthogonal ini dapat diaplikasikan hampir pada semua
penggambaran yang berdasarkan hukum-hukum geometri. Contohnya pada bidang
penggambaran teknik, arsitektur, dan juga kristalografi. Pada proyeksi
orthogonal, cara penggambaran adalah dengan menggambarkan atau membuat
persilangan sumbu. Yaitu dengan menggambar sumbu a,b,c dan seterusnya dengan
menggunakan sudut-sudut persilangan atau perpotongan tertentu. Dan pada
akhirnya akan membentuk gambar tiga dimensi dari garis-garis sumbu tersebut dan
membentuk bidang-bidang muka kristal
Sistem Isometrik
Sistem Isometrik adalah sistem kristal yang paling simetri dalam ruang
tiga dimensi. Sistem ini tersusun atas tiga garis kristal berpotongan yang sama
panjang dan sama sudut potong satu sama lain, sistem ini berbeda dengan sistem
lain dari berbagai sudut pandang. Sistem ini tidak berpolar seperti yang lain,
yang membuatnya lebih mudah dikenal. Kata
isometrik berarti berukuran sama, terlihat pada struktur tiga dimensinya yang
sama simetri, atau dikenal pula dengan sistem kristal kubus atau kubik.
Jumlah sumbu kristalnya ada tiga dan saling tegak lurus satu dengan yang
lainnya. Dengan perbandingan panjang yang sama untuk masing-masing sumbunya.
Sumber : http://www.geologycafe.com/images/forms_cubic.jpg
Pada kondisi sebenarnya, sistem kristal Isometrik
memiliki axial ratio (perbandingan sumbu a1 = a2 = a3, yang artinya panjang
sumbu a1 sama dengan sumbu a2 dan sama dengan sumbu a3. Dan juga memiliki sudut
kristalografi α = β = γ =
90˚. Hal ini berarti, pada sistem ini, semua sudut kristalnya ( α , β dan γ ) tegak lurus satu sama lain (90˚).
Sistem Isometrik memiliki perbandingan sumbu a1 :
a2 : a3 = 1 : 3 : 3. Artinya, pada sumbu a1 ditarik garis dengan nilai 1, pada
sumbu a2 ditarik garis dengan nilai 3, dan sumbu a3 juga ditarik garis dengan
nilai 3 (nilai bukan patokan, hanya perbandingan). Sudut antara a1 dengan a2 =
90o, sudut antara a2 dengan a3 = 90o, sudut antara a3
dengan a1 = 90o, sedangan sudut antara a1 dengan –a2 = 30o.
Hal ini menjelaskan bahwa antara sumbu a1 memiliki nilai 30˚ terhadap sumbu –a2.
Kelas – Kelas Sistem
Isometrik
1. Kelas Tetratoidal
· Kelas : Ke-28, Simetri : 2 3
· Elemen Simetri : Terdapat empat
sumbu putar tiga, dan tiga sumbu putar dua.
· Garis Sumbu Kristal : Tiga garis
yang sama disimbolkan dengan a1, a2, dan a3
· Sudut : Ketiga-tiganya 90o
· Bentuk Umum : Tetartoidal yang
unik, serta pyritohedron, kubik, deltoidal dodecahedron, pentagonal
dodecahedron, rhombik dodecahedron, dan tetrahedron.
· Mineral yang Umum : Changcengit, Korderoit,
Gersdorffit, Langbeinit, Maghemit, Micherenit, Pharmacosiderit, Ullmanit,
dan lain-lain.
2. Kelas Hexoctahedral
· Kelas : Ke-32, Simetri : 4/m 3bar 2/m
· Elemen Simetri : Merupakan kelas yang
paling simetri untuk bidang tiga dimensi dengan empat sumbu putar tiga, dan
tiga sumbu putar dua, dan sumbu putar dua, dengan sembilan bidang utama dan
satu pusat.
· Garis Sumbu Kristal : Tiga garis
yang sama disimbolkan dengan a1, a2, dan a3
· Sudut : Ketiga-tiganya 90o
· Bentuk Umum : Kubik, bidang delapan,
bidang duabelas, dan trapezium. Dan kadang-kadang trisoktahedron,
tetraheksahedron, dan heksotahedron.
· Mineral yang Umum : Flurit, Galena, Intan, Tembaga,
Besi, Timah, Platina, Perak, Emas, Halit, Bromargyrit, Kllorargirit, Murdosit,
Piroklor, kelompok Garnet, sebagian besar kelompok Spinel, Uraninit
dan lain-lain.
3. Kelas Hextetrahedral
· Kelas : Ke-31, Simetri : 4bar 3/m
· Elemen Simetri : Terdapat empat
sumbu putar tiga, dan tiga sumbu putar empat, dan enam bidang kaca.
· Sumbu Kristal : Tiga sumbu sama
panjang yang disebut a1, a2, dan a3.
· Sudut : Ketiga-tiganya 90o
· Bentuk Umum : Empatsisi,
tristetrahedron, deltoidal dodecahedron, dan hekstetrahedron serta yang jarang
kubik, rhombik dodecahedron dan tetraheksahedron.
·Mineral yang Umum : Sodalit, Sphalerit, Domeykit,
Hauyne, Lazurit, Rhodizit, dan lain-lain.
4. Kelas Diploidal
· Kelas : Ke-29, Simetri : 2/m 3bar
· Elemen Simetri : Terdapat empat sumbu
putar tiga, dan tiga sumbu putar dua, dan tiga bidang kaca dan satu pusat.
· Garis Sumbu Kristal : Tiga garis
yang sama disimbolkan dengan a1, a2, dan a3
· Sudut : Ketiga-tiganya 90o
·Bentuk Umum : Diploid dan pyritohedron
dan juga kubik, octahedron, rhombik dodecahedron, trapezohedron dan yang jarang
trisoctahedron.
·Mineral yang Umum : Pyrite, Kobaltit, Kliffordit,
Haurit, Penrosit, Tychit, Laurit, dan lain-lain
5. Kelas Giroid
·Kelas : Ke-30, Simetri : 4 3 2
·Elemen Simetri : Terdapat tiga sumbu
putar empat, dan empat sumbu putar tiga, dan enam sumbu putar dua
·Garis Sumbu Kristal : Tiga garis yang
sama disimbolkan dengan a1, a2, dan a3
·Sudut : Ketiga-tiganya 90o
·Bentuk Umum : Kubik, octahedron,
dodecahedron, dan trapezohedron, serta yang jarang trisoctahedron dan
tetraheksahedron.
·Mineral yang Umum : Cuprit, Voltait, dan Sal Amoniak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar