Sabtu, 21 Juli 2018

Sistem Kristal Tetragonal dan Hexagonal


 Sistem Tetragonal

Sistem Tetragonal sama dengan sistem Isometrik, karena sistem kristal ini mempunyai tiga sumbu kristal yang masing-masing saling tegak lurus. Sumbu a1 dan a2 mempunyai satuan panjang sama, sedangkan sumbu c berlainan, dapat lebih panjang atau lebih pendek. Tapi pada umumnya lebih panjang. Pada kondisi sebenarnya, Tetragonal memiliki axial ratio (perbandingan sumbu) a1 = a2 ≠ c , yang artinya panjang sumbu a1 sama dengan sumbu a2 tapi tidak sama dengan sumbu c, dan juga memiliki sudut kristalografi α = β = γ = 90˚. Hal ini berarti, pada sistem ini, semua sudut kristalografinya ( α , β dan γ ) tegak lurus satu sama lain (90˚). Sistem kristal Tetragonal memiliki perbandingan sumbu a1 : a2 : c = 1 : 3 : 6. Artinya, pada sumbu a1 ditarik garis dengan nilai 1, pada sumbu a2 ditarik garis dengan nilai 3, dan sumbu c ditarik garis dengan nilai 6 (nilai bukan patokan, hanya perbandingan), Sudut antara a1 dengan a2 = 90o, sudut antara a2 dengan a3 = 90o, sudut antara a3 dengan a1 = 90o, sedangan sudut antara a1 dengan –a2 = 30o. Hal ini menjelaskan bahwa antara sumbu a1 memiliki nilai 30˚ terhadap sumbu –a2. 









Kristal ini memiliki dua sumbu yang sama, sumbu horisontal yang bersudut 90 derajat dan satu sumbu (yang lebih panjang dibandingkan dengan dua lainnya) tegak lurus terhadap bidang antara dua sumbu yang sama tadi. Dengan kata lain, semua sumbu membentuk sudut siku-siku atau 90o terhadap satu sama lain, dan dua sumbu adalah sama panjang. Kalkopirit (atau tembaga-besi sulfida) adalah contoh dari sitem kristal Tetragonal, contoh lain dari sistem kristal Tetragonal adalah seperti; Anatase, Zircon, Leucite, Rutile, Cristobalite, Wulfenite, Scapolite, Cassiterite, Stannite, Cahnite, dan lain-lain
Sistem Tetragonal dibagi menjadi 7 Kelas (Anonim. 2013), yaitu :
1. Ditetragonal Dipyramidal
· Kelas : Ke-27, Simetri : 4/m 2/m 2/m
· Elemen Simetri : Terdapat satu sumbu putar empat, sumbu putar dua, lima sumbu simetri.
· Sumbu Kristal : Dua sumbu a1 dan –a1 keduanya sama, dengan satu sumbu (sumbu c ) bisa lebih panjang atau pendek dari kedua sumbu lainnya.
· Sudut : Semuanya memiliki sudut 90o
· Bentuk Umum : Ditetragonal dipiramid, tetragonal dipiramid, ditetragonal prism, tetragonal prism, dan basal pinakoid.
· Mineral yang Umum : Apophylit, Autunit, Meta-Autunit, Torbernit, Meta-Torbernit, Xenotime, Carletonit, Plattnerit, Zircon, Hausmannit, Pyrolusit, Thorite, Anatase, Rilit, Casiterit dan lain-lain.
2. Kelas Tetragonal Trapezohedral
· Kelas : Ke-26, Simetri : 4/m 2/m 2/m
· Elemen Simetri : Terdapat satu sumbu putar empat, dua sumbu putar dua, semuanya berpotongan tegak lurus ke sumbu putar lain.
· Sumbu Kristal : Dua sumbu a1 dan –a1 keduanya sama, dengan satu sumbu (sumbu c ) bisa lebih panjang atau pendek dari kedua sumbu lainnya.
· Sudut : Semuanya memiliki sudut 90o
· Bentuk Umum : Tetragonal trapezohedron, ditetragonal prism, tetragonal prism, tetragonal dipyramid, dan basal pinakoid.
· Mineral yang Umum : Wardit dan Kristobalit.
3. Kelas Ditetragonal Pyramidal
· Kelas : Ke-25, Simetri : 4/m
· Elemen Simetri : Terdapat satu sumbu putar empat dan empat bidang simetri.
· Sumbu Kristal : Dua sumbu a1 dan -a1 keduanya sama, dengan satu sumbu (sumbu c ) bisa lebih panjang atau pendek dari kedua sumbu lainnya.
· Sudut : Semuanya memiliki sudut 90o
· Bentuk Umum : Ditetragonal pyramid, ditetragonal prism, tetragonal prism, tetragonal pyramid, dan pedion.
· Mineral yang Umum : Diaboleit, Diomignit, Fresnoit, ematophanit, dan Routhierit.
4. Kelas Tetragonal Scalahedral
· Kelas : Ke-24, Simetri : 4bar 2/m
· Elemen Simetri : Terdapat satu sumbu putar empat, dan dua sumbu putar dua, dan dua bidang simetri.
· Sumbu Kristal : Dua sumbu a1 dan -a1 keduanya sama, dengan satu sumbu (sumbu c ) bisa lebih panjang atau pendek dari kedua sumbu lainnya.
· Sudut : Semuanya memiliki sudut 90o
· Bentuk Umum : Tetragonal scalahedron, disphenoid, ditetragonal prism, tetragonal prism, tetragonal dipyramid, dan pinakoid.
· Mineral yang Umum : Kalkopirit dan Stannit termasuk Akermanit, Hardistonit, Melilit, Urea, Luzonit, Pirquitasit, Renierit, dan Tetranatrolit.
5. Kelas Tetragonal Dipyramidal
· Kelas : Ke-23, Simetri : 4/m
· Elemen Simetri : Terdapat satu sumbu putar empat dan satu bidang simetri.
· Sumbu Kristal : Dua sumbu a1 dan –a1 keduanya sama, dengan satu sumbu (sumbu c ) bisa lebih panjang atau pendek dari kedua sumbu lainnya.
· Sudut : Semuanya memiliki sudut 90o
· Bentuk Umum : Tetragonal dipiramid, tetragonal prism, dan pinakoid.
· Mineral yang Umum : Scapolit, Wulfenite, Vesuvianit, Powellit, Narsarsukit, Meta-Zeunerit, Leucit, Fergusonit, dan Scheelit.
6. Kelas Tetragonal Disphenoidal
· Kelas : Ke-22,  Simetri : 4bar
· Elemen Simetri : Terdapat satu sumbu putar empat.
· Sumbu Kristal : Dua sumbu a1 dan -a1 keduanya sama, dengan satu sumbu (sumbu c ) bisa lebih panjang atau pendek dari kedua sumbu lainnya.
· Sudut : Semuanya memiliki sudut 90o
· Bentuk Umum : Tetragonal disphenoidal, tetragonal prism, dan pinakoid.
· Mineral yang Umum : Cahnit, Minium, Nagyagit, Tugtupit, dan beberapa yang jarang seperti Krookesit, Meliphanit, Schreibersit, dan Vincentit.
7. Kelas Tetragonal Pyramidal
· Kelas : Ke-21, Simetri : 4
· Elemen Simetri : Terdapat satu sumbu putar empat.
· Sumbu Kristal : Dua sumbu a1 dan -a1 keduanya sama, dengan satu sumbu (sumbu c ) bisa lebih panjang atau pendek dari kedua sumbu lainnya.
· Sudut : Semuanya memiliki sudut 90o
· Bentuk Umum : Tetragonal piramid, tetragonal prism, dan pedion.
· Mineral yang Umum : Wulfenit (diragukan), Pinnoit, Piypit dan Richelit.

Sistem Hexagonal

Sistem ini mempunyai 4 sumbu kristal, dimana sumbu c tegak lurus terhadap ketiga sumbu lainnya. Sumbu a, b, dan d masing-masing membentuk sudut 120˚ terhadap satu sama lain. Sambu a, b, dan d memiliki panjang sama. Sedangkan panjang c berbeda, dapat lebih panjang atau lebih pendek (umumnya lebih panjang). Pada kondisi sebenarnya, sistem kristal Hexagonal memiliki axial ratio (perbandingan sumbu) a = b = d ≠ c , yang artinya panjang sumbu a sama dengan sumbu b dan sama dengan sumbu d, tapi tidak sama dengan sumbu c. Dan juga memiliki sudut kristalografi α = β = 90˚ ; γ = 120˚. Hal ini berarti, pada sistem ini, sudut α dan β saling tegak lurus dan membentuk sudut 120˚ terhadap sumbu γ (Doddy. 1987).
Pada penggambaran dengan menggunakan proyeksi orthogonal, sistem Hexagonal memiliki perbandingan sumbu a : b : c = 1 : 3 : 6. Artinya, pada sumbu a ditarik garis dengan nilai 1, pada sumbu b ditarik garis dengan nilai 3, dan sumbu c ditarik garis dengan nilai 6 (nilai bukan patokan, hanya perbandingan). Dan sudut antar sumbunya a+^bˉ = 20˚ ; dˉ^b+= 40˚. Hal ini menjelaskan bahwa antara sumbu a+ memiliki nilai 20˚ terhadap sumbu bˉ dan sumbu dˉ membentuk sudut 40˚ terhadap sumbu b+. 
Sistem  ini dibagi menjadi 7 (Anonim, 2014) yaitu.:
1.      Hexagonal Piramid
· Kelas : ke-14
· Simetri : 6
· Elemen Simetri : hanya terdapat 1 sumbu putar enam.
2.      Hexagonal Bipramid
· Kelas : ke-16
· Simetri : 6/m
· Elemen Simetri : terdapat 1 sumbu putar enam, 1 bidang simetri
3.      Dihexagonal Piramid
· Kelas : ke-18
· Simetri : 6 m m
· Elemen Simetri : terdapat 1 sumbu putar enam, 6 bidang simetri
4.      Dihexagonal Bipiramid
· Kelas : ke-20
· Simetri : 6/m 2/m 2/m
· Elemen Simetri : terdapat 1 sumbu putar enam, 6 sumbu putar dua, 7 bidang simetri masing-masing berpotongan tegak lurus terhadap salah satu sumbu rotasi dan satu pusat
5.      Trigonal Bipiramid
· Kelas : ke-1
· Simetri : 6bar (ekuivalen dengan 6/m)
· Elemen Simetri : terdapat 1 sumbu putar enam, 1 bidang simetri
6.      Ditrigonal Bipiramid
· Kelas : ke-17
· Simetri : 6bar 2m
· Elemen Simetri : terdapat 1 sumbu putar enam, 3 sumbu putar dua, dan 4 bidang simetri
7.      Hexagonal Trapezohedral
· Kelas : ke-19
· Simetri : 6 2 2
·Elemen Simetri : terdapat 1 sumbu putar enam, 6 sumbu  putar dua
Beberapa contoh mineral dengan sistem kristal Hexagonal ini adalah quartz,  corundum, hematite, calcite, dolomite, apatite.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar