Selasa, 10 Juli 2018

Geothermal dan Potensinya di Indonesia


Potensi panas bumi yang dimiliki Indonesia berdasarkan data Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Republik Indonesia, Kita memiliki potensi energi panas bumi sebesar 27.000 MW yang tersebar di 253 lokasi atau mencapai 40% dari cadangan panas bumi dunia. Dengan kata lain, kita merupakan negara dengan sumber energi panas bumi terbesar di Dunia.
 Prinsip Kerja Pembangkit Listrik Tenaga Geothermal
Terdapat tiga macam teknologi yang digunakan untuk mengkonversi panas yang bertemperatur tinggi menjadi listrik, yaitu:
a.       Flash Steam Power Plant
Pada tipe ini cairan panas merupakan energi utama untuk menggerakan turbin. Teknologi ini bekerja pada suhu uap reservoir yang sangat panas (>235 derajat celcius) dan air yang tersedia di reservoir amat sedikit jumlahnya. Teknologi ini merupakan teknologi tertua yang telah digunakan di Lardarello, Italia pada tahun 1904.
Pada umumnya cairan ini berupa cairan asin yang disebut brine dan megandung banyak mineral. Cairan ini tidak bisa langsung disalurkan melalui pipa karena dapat menyebabkan korosi. Cairan ini harus dipisahkan antara air dan uap. Uap yang telah dipisahkan disalurkan ke pembangkit melalui pipa. Uap dikumpulkan pada suatu wadah dan kemudian digunakan untuk menggerakkan turbin. Uap yang meninggalkan turbin dikondensasikan untuk memaksimalkan kinerja turbin. Pada umumnya uap tersebut dikondensasi dengan cara direct contact condenser.

Gambar 1 Flash Steam Power Plant
           
            Jenis ini sesuai untuk PLTP kapasitas kecil dan untuk kandungan gas yang tinggi. Contoh jenis ini di Indonesia adalah PLTP Kamojang 1 x 250 kW dan PLTP Dieng 1 x 200. Jika uap kering yang tersedia dalam jumlah yang lebih besar, dapat dipergunakan PLTP jenis Condensing, dan dipergunakan kondensor dengan kelengkapannya yang seperti menara pendingin dan pompa. Tipe ini sesuai untuk kapasitas yang lebih besar. Seperti contohnya adalah PLTP Kamojang 1 x 30 MW dan 2 x 55 MW, serta PLTP Drajad 1 x 55 MW.
b.      Dry Steam Power Plant
Panas bumi yang berupa fluida misalnya air panas alam (hot spring) di atas suhu 1750 C dapat digunakan sebagai sumber pembangkit Flash Steam Power Plants. Tipe ini menggunakan uap basah sebagai sumber energinya. Uap ini perlu dipisahkan antara air dan uapnya. Pada awalnya uap basah yang keluar berasal dari cairan bertemperatur tinggi yang ada di perut bumi. Uap basah biasanya mengandung 20% uap dan 80% air. Berdasarkan hal ini diperlukan separator untuk proses pemisahannya. Uap yang sudah dipisahkan diteruskan ke turbin untuk menggerakkan generator, sedangkan airnya disuntikkan kembali ke dalam perut bumi. Proses penyuntikan air ini selain untuk menjaga keseimbangan air dalam tanah, air yang sudah diinjeksi akan mengalami proses pemanasan lagi yang nantinya dapat dimanfaatkan. Tipe ini merupakan tipe yang sering digunakan di Indonesia. Contohnya adalah PLTP Salak dengan 2 x 55 MW.

Gambar 2 Dry Steam Power Plant
c.       Binary Cycle Power Plant
Pada tipe ini batuan panas merupakan sumber energinya. Batuan panas pada perut bumi merupakan akibat dari kontak dengan sumber panas bumi yaitu magma. Teknologi ini dapat dioperasikan pada
suhu rendah yaitu antara  90o - 175o C. Pada proses pemanfaatannya, air disuntikan ke dalam batuan panas dan nantinya akan diambil uap panas dari proses tersebut. Uap panas ini digunakan sebagai penggerak turbin karena letak sumber batuan panas ini jauh di dalam perut bumi. Untuk pemanfaatannya diperlukan teknik pengeboran khusus yang memerlukan biaya yang relatif tinggi. Keuntungan dari teknologi binary-cycle ini adalah dapat dimanfaatkan pada sumber panas bumi bersuhu rendah. Selain itu teknologi ini tidak mengeluarkan emisi, karena alasan tersebut teknologi ini diperkirakan akan banyak dipakai dimasa yang akan datang. Sedangkan kedua teknologi yang dijelaskan sebelumnya  menghasilkan emisi karbon dioksida, nitritoksida dan sulfur, namun 50x lebih rendah dibanding emisi yang dihasilkan pembangkit minyak.

Gambar 3 Binary Cycle Power Plant
Dari sedikit Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi di Indonesia yang telah beroperasi dan menghasilkan listrik antara lain:
1)      PLTP Kamojang
PLTP Kamojang terletak di Kabupaten Garut, Jawa Barat. Merupakan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi tertua di Indonesia yang pertama kali dibuat pada tahun 1982. PLTP ini dioperasikan oleh PT. Pertamina Geothermal Energy (PGE) yang mampu memproduksi hingga 235 MW listrik. PLTP Kamojang terdiri atas lima unit yaitu PLTP Kamojang I, Kamojang II, Kamojang III, Kamojang IV, dan Kamojang V.
2)      PLTP Kahendong
Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi Lahendong terletak di Sulawesi Utara. Beroperasi pertama kali pada tahun 2004. Dioperasikan oleh PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) dan mampu memproduksi listrik hingga 80 MW. Terdiri atas empat unit yaitu PLTP Lahendong I, PLTP Lahendong II, PLTP Lahendong III, dan PLTP Lahendong IV.
3)      PLTP Sibayak
PLTP Sibayak terletak di Gunung Sibayak – Gunung Sinabung, Provinsi Sumatera Utara. Pembangkit yang mampu menghasilkan listrik sebesar 12 MW ini terdiri atas tiga unit yaitu PLTP Sibayak Unit 1, Sibayak Unit 2, dan Sibayak Unit 3.
4)      PLTP Ulubelu
PLTP Ulubelu terletak di Kecamatan Ulubelu, Kab. Tanggamus, Lampung. Pembangkit listrik yang mulai beroperasi pada tahun 2012 ini mampu menghasilkan listrik sebesar 110 MW. PLTP Ulubelu terdiri atas dua unit yakni PLTP Ulubelu Unit 1 dan PLTP Ulubelu Unit 2.
Manifestasi permukaan yang berupa mata air panas fumarola, solfatara, mud pool, steaming ground dan batuan teralterasi mengindikasikan adanya suatu sistem panasbumi di bawah permukaan(Anonim, 2016)
Berdasarkan analisis foto udara dan citra Landsat diketahui bahwa pola utama struktur di daerah Ulubelu berarah baratlaut-tenggara sedangkan sesar-sesar dengan arah lainnya merupakan sesar orde kedua. Sesar-sesar yang berarah baratlaut-tenggara dan timurlaut baratdaya diduga sebagai produk gaya release dari gaya pembentuk Sesar Semangko.
5)      PLTP Gunung Salak
PLTP Gunung Salak terletak di Taman Nasional Gunung Halimun Salak, Jawa Barat. Memulai beroperasi pada tahun 1994. Pembangkit yang dioperasikan bersama oleh Chevron Geothermal Indonesia dan PT Pertamina ini mampu menghasilkan energi listrik sebesar 375 MW.
6)      PLTP Darajat
PLTP Darajat terletak di Gunung Papandayan di Kabupaten Garut, Jawa Barat. Pembangkit yang dioperasikan bersama oleh Chevron Geothermal Indonesia dan PT Pertamina ini mampu menghasilkan energi listrik sebesar 259 MW dan terdiri atas 3 unit.
7)      PLTP Wayang Windu
PLTP Wayang Windu terletak di Kab. Bandung, Provinsi Jawa Barat. Beroperasi semenjak tahun 1999. Pembangkit yang dioperasikan oleh Star Energy ini menghasilkan energi listrik sebesar 227 MW.
8).  PLTP Sarulla di Tapanuli Utara, Sumatera Utara, beroperasi pada tahun 2016, dioperasikan Sarulla Operation Limited
9)  PLTP Sungai Penuh terdapat di Kec. Gunung Raya, Kab. Kerinci, Jambi), dioperasikan oleh PT Pertamina Geothermal Energi.
10) PLTP Hululais, terdapat di Kabupaten Lebong, Bengkulu dioperasikan oleh PT Pertamina Geothermal Energi.
11)  PLTP Lumut BalaiL, berlokasi di Desa Panindayan, Kecamatan Semendo, Kabupaten Muara Enim, Sumatera Selatan, dioperasikan PT Pertamina Geothermal Energi.
12)  PLTP Karaha di Karaha Bodas, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, dioperasikan oleh PT Pertamina Geothermal Energi.
13)  PLTP Tulehu terletak di Desa Suli dan Tulehu Kabupaten Maluku Tengah, Provinsi Maluku dioperasikan oleh PT PLN.
Dampak dari Pembangkit Listrik Tenaga Geothermal di Indonesia
Pembangkit listrik tenaga geothermal memiliki dampak positif dan dampak negatif yaitu:
Dampak Positif
1)   Bersih, pembangkit listrik ini tidak menggunakan bahan bakar fosil sebagai sumber energinya. Jadi tidak melepas emisi gas juga tidak merusak atmosfer dan menimbulkan polusi atau emisi gas rumah kaca.
2)      Pembangkit listrik ini dapat beroperasi 24 jam. Dikarenakan pembangkit listrik ini terletak di sekitar sumber energi sehingga sumber energi tersebut terus menerus terpenuhi untuk memutar turbin.
3)      Lokasi pembangkit listrik ini biasanya terletak di lokasi terpencil. Dengan dibangunnya pembangkit ini kebutuhan listrik di daerah sekitar pembangkit akan terpenuhi.
4)      Geothermal merupakan jenis energi terbarukan yang relatif tidak akan habis. Sumber energi ini terus-menerus aktif akibat peluruhan radioaktif  mineral.
5)      Energi Geothermal ramah lingkungan yang tidak menyebabkan pencemaran (pencemaran udara, pencemaran suara, serta tidak menghasilkan emisi karbon dan tidak menghasilkan gas, cairan, maupun material beracun lainnya). Panas bumi (geothermal energy), dibandingkan dengan energi alternatif lainnya seperti tenaga surya dan angin, bersifat konstan sepanjang musim juga dapat dihasilkan sepanjang waktu.
6)      Untuk memproduksi energi geothermal membutuhkan lahan dan air yang minimal, tidak seperti, misalnya pada energi surya yang membutuhkan area yang luas dan banyak air untuk pendinginan. Pembangkit panas bumi hanya memerlukan lahan seluas 3,5 km2 per gigawatt untuk produksi listrik. Air yang dibutuhkan hanya sebesar 20 liter air tawar per MW / jam.
Dampak Negatif
1.    Biaya modal yang tinggi. Pembangunan pembangkit listrik geothermal memerlukan biaya yang besar terutama pada eksploitasi dan pengeboran.
2.    Pembangkit listrik tenaga panas bumi hanya dapat dibangun di sekitar lempeng tektonik di mana temperatur tinggi dari sumber panas bumi tersedia di dekat permukaan.
3.    Pembangkit listrik ini dibangun disekitar sumber energi geothermal. Disekitar daerah itu terdapat banyak sumber air panas yang mengeluarkan gas yang bersifat korosif. Sehingga menyebabkan peralatan mesin maupun listrik mudah berkarat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar